Sistem Deteksi & Kontrol CO untuk Parkir Mobil
di Ruang Bawah Tanah
(1) Pendahuluan
- Karbon Monoksida (CO), salah satu komponen paling beracun dari gas buang kendaraan bermotor dan merupakan masalah keselamatan yang signifikan di area Parkir Bawah Tanah. Ketika konsentrasi CO mendekati tingkat yang tidak aman, sistem ventilasi harus diaktifkan untuk menormalkan kadar Co di area Parkir.
(2) Apa itu karbon monoksida
- Gas karbon monoksida memiliki molekul sederhana yang terdiri dari satu bagian karbon dan satu bagian oksigen.
- Karbon monoksida dihasilkan karena pembakaran yang tidak sempurna (Gagal terbakar karena tidak cukup Oksigen) dari senyawa yang mengandung karbon seperti kayu, bensin, batu bara, propana, gas alam, dan minyak pemanas.
- CO dihasilkan ketika tidak ada cukup oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida (CO2) seperti ketika mengoperasikan mesin pembakaran di ruang tertutup.
- Senyawa yang mengandung karbon ini tidak berbahaya ketika terbakar di area terbuka dengan banyak ventilasi. Namun karbon monoksida berbahaya di ruang terbatas seperti ruang bawah tanah, dapur, garasi, atau perkemahan.
- Karbon monoksida sulit dideteksi tanpa sensor, yang merupakan salah satu alasan mengapa karbon monoksida sangat berbahaya.
- Karbon monoksida (CO) berbahaya bagi manusia dan bahkan dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit. Karbon monoksida terutama terbentuk di tempat parkir bawah tanah, ruang bawah tanah, dll.
- Tingkat konsentrasi CO diukur dalam bagian per juta (ppm). Misalnya, 100 ppm CO
(3) Dampak Karbon Monoksida
- Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang sangat beracun bagi manusia dan hewan. Gas ini berikatan dengan hemoglobin dan mengurangi kapasitas darah dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh.
(4) Bagaimana Karbon Monoksida Terbentuk di Ruang Bawah Tanah:
- Di ruang bawah tanah sebuah gedung, kadar oksigen mungkin tidak mencukupi, dan pembakaran mungkin tidak sempurna. Hal ini dapat terjadi pada knalpot kendaraan, kompor gas, boiler, pemanas batu bara, dll. yang dioperasikan di ruang bawah tanah. Dalam kondisi seperti itu, Karbon Monoksida terbentuk. Penghuni area tersebut tidak akan menyadari hal yang sama dan karenanya menjadi lingkungan yang berbahaya. Oleh karena itu, pemantauan Karbon Monoksida (CO) secara terus-menerus penting untuk area tersebut.
(5) Komponen Sistem Pemantauan CO untuk Parkir Mobil
- Komponen-komponen berikut pada dasarnya membentuk sistem deteksi CO & pemantauan CO untuk parkir mobil di ruang bawah tanah.
- CO sensors
- Sensor CO digunakan untuk mendeteksi kadar CO dan memberikan sinyal keluaran. Jumlah sensor yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan ukuran area atau tempat parkir.
- Semua sensor akan dihubungkan ke panel PLC umum.
- Lokasi Sensor CO: Jarak antara sensor CO dan sumber CO penting. Udara yang tercemar gas berbahaya harus bersentuhan langsung dengan sensor gas. Karena karbon monoksida sedikit lebih ringan daripada udara dan dapat ditemukan bersama udara hangat yang naik, maka Sensor CO dipasang pada jarak 3 kaki hingga 5 kaki dari permukaan tanah.
- Jangan letakkan detektor tepat di samping atau di atas perapian atau peralatan yang menghasilkan api.
- Setiap sensor CO dapat mencakup sekitar 5.000 hingga 10.000 kaki persegi ruang terbuka. Gas CO akan menyebar dan mengalir bersama arus udara alami dan pergerakan mobil.
- Dengan menggunakan rata-rata 7.500 kaki persegi per sensor dan radius melingkar 49 kaki, cakupan area sensor dapat diskalakan dan ditempatkan pada tata letak Ruang Bawah Tanah untuk mencakup area lantai terbuka. Berdasarkan jumlah sensor CO dan lokasi kipas pembuangan dan pengatur udara pengganti.
- Lokasi pemasangan yang paling praktis untuk sensor CO di dalam area ruang bawah tanah adalah sisi kolom penyangga yang jauh dari lalu lintas.
- Sensor CO akan lebih efektif jika ditempatkan di area yang kadar CO-nya cenderung tinggi. Misalnya, jangan letakkan sensor di dekat saluran masuk udara segar.
- Panel Pengontrol Logika yang Dapat Diprogram (PLC)
Semua input dari sensor CO dihubungkan ke PLC (Pengontrol Logika yang Dapat Diprogram) untuk fungsi kontrol yang tepat. PLC akan memberikan sinyal output ke VFD berdasarkan input dari sensor. - Variable Frequency Drive (VFD)
- VFD digunakan untuk mengoperasikan motor pada kecepatan yang berbeda. VFD ini akan dikontrol oleh PLC dan akan mengendalikan kipas pembuangan. Jika kandungan CO lebih banyak, kipas pembuangan beroperasi pada kecepatan yang lebih cepat.
- Kipas Pembuangan / Kipas Udara Segar
- Jumlah kipas Exhaust/Fresh Air yang dibutuhkan akan ditentukan berdasarkan ukuran dan bentuk area. Kipas Exhaust Fresh Air dikontrol oleh VFD. Pada dasarnya, Kipas Exhaust/Fresh Air harus membuang udara yang terkontaminasi dengan cepat.
(6) Prinsip Kerja dan Arsitektur Sistem:
- Sejumlah sensor pemantauan CO dipasang di berbagai titik tempat parkir mobil di ruang bawah tanah. Jumlah sensor yang diperlukan ditentukan berdasarkan ukuran area atau tempat parkir mobil.
- Semua sensor CO dihubungkan ke panel PLC umum untuk mengoperasikan VFD hingga Kipas Buang.
- Sensor CO mendeteksi berbagai jenis asap, radikal asap, dan asap dan menghasilkan sinyal kontrol sesuai dengan level PPM.
- Sinyal kontrol ini terus-menerus dihubungkan ke panel PLC.
- PLC terus-menerus mengambil input dari semua sensor. Jika salah satu sensor memiliki nilai pra-definisi tinggi, PLC memberikan sinyal output ke VFD.
- VFD kemudian mengoperasikan (ON) Kipas Buang/Kipas Udara Segar.
- Kipas Buang/Kipas Udara Segar segera membuang udara yang terkontaminasi dari area tersebut dan membawa Udara Segar ke Ruang Bawah Tanah.
- Biasanya kontrol VFD lebih disukai sehingga kita dapat mengontrol kecepatan Kipas Buang/Kipas Udara Segar berdasarkan level ppm.
- Begitu kandungan CO dikurangi sesuai Nilai PPM yang telah ditetapkan, kipas pembuangan berhenti setelah penundaan waktu tertentu.
Berdasarkan logika yang telah ditetapkan, kipas akan beroperasi, mengatur, menghentikan dan menghidupkan sistem kipas ventilasi, peredam, dll. - Sistem deteksi CO tempat parkir mobil bawah tanah dipasang untuk penghematan biaya energi dan perlindungan lingkungan. Laju ventilasi dapat dikurangi untuk menghemat energi jika tidak ada polusi gas buang.
STANDARDS FOR BASEMENT CAR PARKING |
|
NATIONAL BUILDING CODE OF INDIA –2005 | CO level- within 25 ppm with Peak level not to exceed 125 ppm |
As per ASHRAE | Max Level for CO |
8 hrs exposure – 25ppm | |
1 Hour exposure- 35 ppm | |
NATIONAL BUILDING CODE OF INDIA –2005 | Air change requirement 9 to 12 ACPH under normal conditions |
30 ACPH in case of fire emergency |
(7) Diagram Logika Sistem Udara Segar:
- Titik setel rendah 26 ppm dan tinggi 75 ppm. Bila sensor CO melampaui ambang batas (kadar ppm di udara), maka akan terjadi hal berikut:
- Ambang Batas #1= Lebih rendah dari 26ppm (MATI)
- Kipas Buang/Udara Segar dalam Kondisi MATI.
- Ambang Batas #2= 26ppm (MULAI)
- Yang kadar CO-nya 26ppm, Nyalakan Kipas Buang/Udara Segar di Zona tersebut pada kecepatan minimum untuk memasukkan udara segar dan mengurangi kadar CO.
- Ambang Batas #3= Lebih tinggi dari 26ppm tetapi Lebih rendah dari 75 ppm (BERJALAN)
- Yang kadar CO-nya 26ppm tetapi kurang dari 75ppm. Kecepatan Kipas di Zona tersebut secara linier/proporsional dengan 0 hingga 40hz menurut Kadar ppm Aktual. Ini akan menjalankan Kipas pada kecepatan Rendah ke Normal ke Tinggi sesuai dengan Tingkat ppm untuk meningkatkan lebih banyak Udara segar di Zona yang terkontaminasi.
- Ambang # 4=Lebih tinggi dari 75ppm (Kecepatan Penuh)
- Kipas berjalan pada 50hz pada Kecepatan 100%. Kecepatan Tinggi ini menghasilkan lebih banyak udara segar dan mengurangi tingkat CO.
(8) Pengoperasian Sistem Ventilasi Ruang Bawah Tanah:
- Sistem ventilasi ruang bawah tanah meliputi penyediaan udara, penambahan udara, dan pembuangan udara dengan metode ventilasi alamiah atau dengan metode ventilasi mekanis (dengan kipas udara segar).
- Selama mode normal, Kipas ini akan Berjalan pada kecepatan yang lebih rendah berdasarkan konsentrasi CO di Area Basement. Selama level CO tinggi/kondisi kebakaran, kipas akan berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi untuk memenuhi 12 ACPH.
- Karena kipas ventilasi akan bekerja sepanjang waktu, sebaiknya menyediakan VFD untuk menghemat energi. Kipas akan dioperasikan melalui VFD yang digerakkan oleh sensor Karbon Monoksida (CO).
- Di area Basement tersedia berbagai jumlah Kipas Udara Segar. Zona untuk Setiap Kipas harus diputuskan berdasarkan kapasitas Kipas.
- Kipas Udara Segar melalui VFD dijalankan sesuai dengan Level CO dari Parkir Mobil Basement dari 0% hingga 100% sesuai Level PPM.
- Kipas juga berjalan 100% jika terjadi Kebakaran karena peningkatan level CO.
Ventilasi Ruang Bawah Tanah dalam Kondisi Sehari-hari:
- Untuk pengoperasian sehari-hari, Berbagai Sensor CO menghasilkan sinyal keluaran sesuai dengan Tingkat PPM. Sinyal ini terus-menerus diumpankan ke Panel PLC.
- PLC terus-menerus mengambil masukan dari semua sensor dan memberikan sinyal keluaran ke VFD.
- Berikut ini adalah kondisi untuk pengoperasian Otomatis VFD:
- Ketika tingkat Karbon Monoksida (CO) kurang dari 25 ppm, semua kipas akan beralih ke kondisi MATI.
- Ketika tingkat CO naik di atas (26 ppm hingga 70 ppm), maka satu Kipas Udara Segar HIDUP/JALAN sesuai mode Normal untuk memodulasi sesuai tingkat PPM di ruang bawah tanah.
- Ketika tingkat CO mencapai di atas (70 ppm), maka Kipas Udara Segar (FAF) akan mencapai kecepatan 100%.
(9) Routine Check List:
Co Detection System Routine Check List | |||
Inspection | Equipment | Task | Description |
Daily Inspection | PLC Panel | Visual | Confirm that Panel Indicate all Censors “Normal / Healthy ” State. |
PLC Panel | Entry in Log Book | if not, that any fault indicated should be attended and recorded in the log book. | |
Weekly Inspection | Co Sensor | Operation / Testing | Trigger any CO device on one zone circuit should be operated to test the ability of the control and indicating equipment to receive a signal and operate particular FAN. |
Co Sensor | Entry in Log Book | An entry should be made in the log book indicating the particular trigger device that has been used to initiate the test. | |
Quarterly Inspection | Log Book | Checking | Entries in the log book since the previous inspection should be checked and any necessary action taken. |
PLC Panel | Operation / Testing | The PLC function of control and indicating equipment should be checked by the operation of a Co device in each zone | |
Co Sensor | Visual | A visual inspection should be made that structural or occupancy changes have not affected the requirements for the sting of trigger of CO Sensor. | |
Co Sensor | Visual | The visual inspection should also confirm that a clear space of at least 750 mm radius is preserved in all directions below every detector, that the detectors are preferably sited and that all manual call points remain unobstructed and conspicuous. | |
Annual Inspection | Devices | Operation / Testing | Operation of All CO detectors in an installation should be checked each year |
Cable | Visual | Visual inspection should be made to confirm that all cable fittings and equipment are secure, undamaged and adequately protected. | |
PLC Panel | Entry in Log Book | On completion of the annual inspection, the entry should be made in register in respect of defects found. |